Pengolahan limbah atau Peningkatan sumber daya?
Agar produksi unggas menjadi ramah lingkungan dan menghemat sumber daya, kotoran yang dihasilkan oleh ayam petelur dan unggas yang berlebih harus dikelola dengan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan. Limbah kotoran dari peternakan adalah pupuk organik yang berharga yang harus dipergunakan dengan cara yang cerdas. Contohnya dengan menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Terlebih lagi harga pupuk mineral saat ini berada pada level yang sangat tinggi. Perkiraan saat ini menyebutkan bahwa keadaan ini tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Agar produksi unggas menjadi ramah lingkungan dan menghemat sumber daya, kotoran yang dihasilkan oleh ayam petelur dan unggas yang berlebih harus dikelola dengan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan. Limbah kotoran dari peternakan adalah pupuk organik yang berharga yang harus dipergunakan dengan cara yang cerdas. Contohnya dengan menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Terlebih lagi harga pupuk mineral saat ini berada pada level yang sangat tinggi. Perkiraan saat ini menyebutkan bahwa keadaan ini tidak akan berubah dalam waktu dekat.
Karena itu, para peternak unggas dapat menjual kotoran unggas yang dihasilkan dengan harga tinggi jika mereka menawarkan produk mereka dengan cara yang tepat.
Kotoran unggas basah tidak dapat disebarkan diladang setiap saat sebagai pupuk tanaman di sepanjang tahun. Karena itu diperlukan tempat penyimpanan dengan kapasitas yang cukup, sesuai dengan peraturan Undang-Undang Pupuk di Jerman. Peternakan dengan banyak ternak tetapi sedikit area yang dapat ditanami, terutama jika terletak di daerah dengan peternakan intensif, harus memenuhi persyaratan tambahan.
Salah satu pilihan penggunaan kotoran unggas basah yang dihasilkan oleh ayam petelur atau ayam broiler adalah dengan memasukkannya ke dalam mesin industri biogas. Kandungan nitrogen yang tinggi pada kotoran dapat menjadi masalah untuk proses fermentasi, namun, menyebarkan cairan digestate juga bisa menjadi masalah. Terutama pada daerah dengan kepadatan ternak yang tinggi, digestate ini bersaing dengan limbah kotoran, dimana pengangkutan kedua zat tersebut memerlukan biaya yang tinggi. Yang juga bermasalah adalah kenyataan bahwa tidak setiap peternakan unggas memiliki mesin industri biogas di lingkungannya.
Ini menimbulkan pertanyaan: Apakah ada alternatif yang menguntungkan untuk penggunaan yang masuk akal dan efisien dari pupuk organik yang berharga yaitu kotoran unggas?
Ketika ayam petelur berada didalam kandang unggas, sabuk kotoran mengumpulkan kotoran basah sebanyak satu atau dua kali seminggu, dimana kotoran basah diproduksi secara terus-menerus. Pupuk kandang ini memiliki kandungan bahan kering (DMC) dari 25 sampai 30% oleh karena itu menjadi tidak stabil jika disimpan untuk waktu yang lama. Selain itu, emisi amonia yang tinggi dapat terjadi pada gudang penyimpanan pupuk kandang, dengan kemungkinan terburuknya adalah suhu menjadi terlalu panas.
Satu solusi yang dapat mengeringkan kotoran mencapai DMC 80 hingga 85%. Lorong pengeringan kotoran (dengan plat pengering atau sabuk pengering) telah membuktikan nilainya dilapangan selama beberapa tahun. Ukuran lorong baik panjang dan jumlah tingkatannya, dapat disesuaikan tergantung pada jumlah unggas dan jumlah kotoran yang dihasilkan.
Lorong pengering kotoran idealnya sudah terintegrasi dengan bangunan kandang mulai dari awal pembangunan. Panas buangan yang berasal dari udara kandang sangat tepat untuk mengeringkan kotoran dengan penggunaan listrik sehemat mungkin. Ini membutuhkan konsep ventilasi yang sesuai. Beberapa solusi yang sesuai telah tersedia. Contohnya, lorong pengering dapat dipasang pada sisi kandang yang panjang atau pada ujung depan atau langsung pada bagian kandang diatas kandang penetesan atau pemeliharaan unggas.
Kipas mendorong udara buangan yang hangat menuju kedalam koridor bertekanan sampai dengan 4 m3 per jam dan per unggas. Didalam koridor bertekanan, udara hangat melewati seluruh tingkatan lorong pengeringan kotoran dari satu sisi menuju ke sisi lain disepanjang sistem. Sabuk kotoran yang berlubang memastikan bahwa udara tidak hanya melewati kotoran tetapi juga masuk kedalam kotoran. Ini membuat pengeringan kotoran jauh lebih baik.
Hasilnya adalah DMC naik sampai dengan 85%. Kotoran unggas kering yang dihasilkan melalui proses ini sangat aman untuk disimpan dalam gudang penyimpanan kotoran khusus dan dapat dipergunakan untuk banyak kebutuhan. Memberikan kemudahan dalam pengiriman dan dapat diantarkan ke daerah yang memiliki sedikit peternakan dengan biaya yang rendah.
Nutrisi (kg/t) | Kotoran unggas kering 70% DM | Kotoran unggas kering 50% DM | Kotoran unggas basah 25% DM |
---|---|---|---|
Nitrogen (total N) | 32,0 | 25,5 | 17,0 |
Fosfat (P₂O₅) | 27,7 | 20,1 | 11,4 |
Kalium (K₂O) | 22,8 | 17,5 | 10,0 |
Kalsium (CaO) | 63 | 50,6 | 30,0 |
Magnesium (MgO) | 20,6 | 7,9 | 5,7 |
Beberapa tahun yang lalu, muncul pertanyaan apakah kotoran saat ini telah digunakan secara menguntungkan maka pertanyaan ini telah terjawab secara afirmatif. Hari ini, terutama ketika melihat ke masa depan, hanya setengah dari pekerjaan yang telah dilakukan.
Untuk meningkatkan kemungkinan pemasaran pupuk kering secara signifikan, kotoran harus dibuat menjadi pelet. Dengan demikian proses pengolahan dapat dikatakan sebagai peningkatan sumber daya yang efektif.
Dikarenakan proses pembuatan pelet dapat mengurangi isi material lepas sekitar dua pertiga. Daya angkut dan daya simpan pelet jauh lebih baik daripada kotoran unggas yang lunak dan kering.
Sehingga memiliki pengaruh yang positif pada penjualan: campuran pelet pupuk organik dengan emisi bau yang rendah memungkinkan pemupukan tanaman yang jauh lebih spesifik; tanah dilengkapi dengan bahan organik tambahan.
Bukan hal yang mengejutkan jika penata taman, ahli hortikultura, dan pelanggan dengan kebun pribadi akan sangat tertarik dengan pelet ini. Terutama untuk produk yang disanitasi.
Meskipun ada banyak pabrik besar, dimana sebagian besar pabrik pembuat pelet kotoran unggas kering memiliki (500.000 ayam petelur atau lebih), tetapi sistem yang lebih kecil juga tersedia. Sistem ini sering didesain untuk 200.000 petelur atau sampai 240.000 ayam broiler per tahun.
Ketika langkah-langkah proses yang berbeda telah terhubung dengan baik, pengelola peternakan bahkan dapat meninggalkan gudang pupuk kandang. Pelet yang siap dijual dapat disimpan dengan sebutan BigBags untuk jangka pendek
Permintaan pupuk campuran dipasaran saat ini semakin meningkat, sehingga membuat adanya peningkatan harga. EUR 110 atau lebih per ton dari pelet kotoran unggas bukanlah hal yang luar biasa, terutama jika pelet telah disanitasi dan dihasilkan dari kotoran unggas kering. Ini mengurangi periode amortisasi untuk investasi.
Jumlah petelur | 50.000 | 100.000 | 120.000 | 150.000 | |
---|---|---|---|---|---|
Kotoran per unggas dan per hari | kg | 0,165 | 0,165 | 0,165 | 0,165 |
Kotoran baru setiap tahun, 30 % DM | t | 2.309 | 4.617 | 5541 | 6926 |
Kotoran kering/pelet per tahun, 85 % DM | t | 815 | 1.630 | 1.956 | 2.444 |
Pendapatan pelet per ton (EUR 110 per ton) | € | 89.628 | 179.257 | 215.109 | 268.886 |
Contoh perhitungan: Biaya investasi untuk pengering dan pembuatan pelet berjumlah sekitar EUR 430.000 (tentu saja, biaya bervariasi tergantung pada pemasok). Selain itu biaya tambahan yang dikeluarkan adalah biaya tahunan (pekerja, listrik, perawatan, dsb.) sekitar EUR 200.000. Dihitung dengan pendapatan sebesar EUR 110 per ton pupuk pelet dan penyusutan garis lurus selama 7 tahun dengan tingkat bunga 2%, dan dengan jumlah unggas 150.000 petelur, jumlah keuntungan sekitar. EUR 69.000 per tahun, yaitu ROI 6,2 tahun.
Jumlah unggas petelur | 150.000 | |
---|---|---|
Biaya investasi | € | 430.000 |
Biaya tahunan | € | 200.000 |
Total biaya | € | 630.000 |
Depresiasi garis lurus selama 7 tahun | 66.300 | |
Keuntungan | €/a | 69.150 |
Profitabilitas (ROI) | a | 6,2 |
Titik impas | €/ton | 81,70 |
Contoh ini menunjukkan bahwa pembuatan pelet harus dikerjakan hampir dengan kapasitas penuh karena pembuatan pelet hanya dapat dihasilkan dari ukuran sistem tertentu. Saat jumlah unggas terlalu sedikit, pengelola peternakan harus mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan peternak lainnya, untuk berinvestasi bersama dalam pembuatan pelet. Pilihan lain adalah dengan menghubungi mitra layanan pertanian atau platform pertukaran nutrisi lokal.
Menggunakan kotoran unggas kering dalam bentuk pupuk pelet berarti:
- memperkuat perputaran ekonomi;
- pertanian yang menghemat sumber daya;
- lebih sedikit pupuk kimia yang mahal di tanah yang subur;
- pilihan serbaguna untuk aplikasi dengan akurasi pengeluaran yang lebih tinggi dan kandungan nutrisi tetap.